1. Seorang apoteker yang bekerja pada
bagian R&D suatu industri farmasi akan merancang formula sediaan tablet
kunyah antasida dengan komposisi bahan tambahan manitol, PVP, crospovidon,
sukralose, Mg Stearat. Apakah bahan tambahan yang berfungsi sebagai pemanis
dalam formula?
a. Crospovidon
b. Manitol
c. Mg Stearat
d. PVP
e. Sukralose
a. Crospovidon
b. Manitol
c. Mg Stearat
d. PVP
e. Sukralose
Pembahasan:
-
Crospovidon = Bahan Pengikat
-
Manitol = Bahan Pengisi
-
Mg Stearat = Bahan Pelicin
-
PVP = Bahan Pengikat
-
Sukralose = Pemanis
Sukralose
merupakan senyawa berbentuk kristal, berwarna putih, tidak berbau, mudah larut
dalam air, metanol, alkohol, sedikit larut dalam etil asetat serta berasa manis
tanpa purna rasa yang tidak diinginkan. Sukralose memiliki tingkat kemanisan
yang relative sebesar 600 kali tingkat
kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori (SNI No. 995)
2. Seorang pasien, laki-laki usia 49 tahun
penderita hiperkolesterol menerima obat yang diresepkan dokter di suatu Apotek.
Pasien mendengarkan penjelasan Apoteker tentang kegunaan obatnya, salah satunya
adalah ezetimibe 10 mg (S1 dd 1 tab dc pagi). Bagaimanakah mekanisme aksi obat
tersebut?
a. Menghambat sterol transporter NPCiL 1
di usus halus
b. Menghambat
aktivitas enzim LDL
c. Menghambat
aktivitas enzim HMG-Coa Reductase
d. Menghambat
sekresi VLDL dari hati
e. Meningkatkan
aktivitas enzim LDL
Pembahasan :
(Dipiro,
Pharmacoteraphy 9th Ed, Chapter 8 : Dyslipidemia, Page 69)
3. Seorang pasien (perempuan, usia 27
tahun, berat badan 56 Kg, hamil usia 12 minggu) mengalami demam thypoid. Pasien
mendapatkan antibiotik azitromisin (Kategori B) dengan dosis 9 mg/Kg/hari.
Bagaimanakah aturan pakai obat yang tepat untuk diinformasikan kepada pasien?
a. 250
mg 1 kali sehari
b. 500 mg 1 kali sehari
c. 500
mg 2 kali sehari
d. 500
mg 3 kali sehari
e. 600
mg 1 kali sehari
Pembahasan :
Dosis
= 9 mg/Kg/hari X 56 Kg = 504 mg/hari
4. Seorang perempuan berusia 43 tahun, baru
saja didiagnosa mengalami ulkus peptikum. Salah satu obat yang diberikan pada
pasien tersebut adalah obat golongan pelapis mukosa. Apakah obat yang diberikan
oleh dokter pada pasien tersebut?
a. Simetidin
b. Antasida
c. Sukralfat
d. Misoprostol
e. Omeprazol
Pembahasan
:
- Simetidin : Menghambat kerja histamine
H-2 pada sel parietal dan mengurangi sekresi
- Antasida : Menetralkan asam lambung
- Sukralfat : melapisi dinding mukosa
dengan membentuk polimerisasi pada pH dibawah 4 untuk menghasilkan gel yang
sangat lengket dan melekat kuat pada dasar ulkus dan kemudian dilapisi oleh
lapisan pelindung kompleks polimer glikoprotein
- Misoprostol : Penghambat pompa proton H+/K+
ATPase
- Omeprazol : Penghambat pompa proton H+/K+
ATPase
5. Seorang pasien laki-laki usia 23 tahun
datang ke Apotek membawa resep dokter yang berisi antibiotik untuk mengobati
penyakit gonorrhea yang dideritanya. Pada saat dilakukan skrining resep,
apoteker tidak menemukan adanya SIP dokter. Apakah tindakan yang tepat untuk
dilakukan oleh apoteker tersebut?
a. Menolak
resep karena dicurigai resep tersebut ilegal
b. Menyiapkan
obat sesuai yang tertera didalam resep
c. Menghubungi/menelpon dokter penulis
resep
d. Meminta
pasien menanyakan SIP kepada dokter
e. Meminta pasien menebus resep di apotek
lain.
Pembahasan :
Dalam suatu resep harus memuat :
-
Nama, alamat dan nomor izin praktek
dokter, dokter gigi dan dokter hewan
- Tanggal penulisan resep (inscriptio)
- Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
- Nama setiap obat atau tanda komposisi obat (invocatio)
- Aturan pemakaian obat yang tertulis (signature)
- Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep (subscriptio)
- Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal
- Tanggal penulisan resep (inscriptio)
- Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
- Nama setiap obat atau tanda komposisi obat (invocatio)
- Aturan pemakaian obat yang tertulis (signature)
- Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep (subscriptio)
- Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal
Apabila resep tersebut tidak memiliki SIP maka tindakan
pertama harus menghubungi dokter apabila tertera nomor telepon dokter. Apabila
tidak ada maka apoteker dapat menolak resep tersebut karena obat yang dibeli
termasuk obat keras.
6. Seorang dokter di Rumah Sakit akan
memberikan sediaan salbutamol untuk seorang pasien laki-laki 17 tahun penderita
asma akut parah dengan nilai PEF 28%. Dokter meminta saran kepada apoteker mengenai
bentu sediaan yang tepat diresepkan untuk meredakan serangan akut. Apakah
bentuk salbutamol yang tepat disarankan?
a. Tablet
MR
b. Injeksi
c. Inhalasi
d. Nebulizer
e. Kapsul
Pembahasan
:
7. Seorang pasien laki-laki usia 49 tahun,
BB 82 Kg, penderita hipertensi (TD 160/95 mm Hg) dengan riwayat penyakit DM
tipe-2 datang ke instalasi farmasi rawat jalan untuk menebus resep dengan obat
metformin tablet 500 mg (S2 dd dc) dan captopril tablet 25 mg (S2 dd pc).
Apoteker melakukan skrining pada resep yang diserahkan pasien tersebut. Apakah
permasalahan yang terdapat dalam resep tersebut?
a. Metformin
tidak tepat untuk penderita DM tipe-2 dengan penyakit hipertensi
b. Captopril
tidak tepat untuk penderita hipertensi dengan penyakit DM tipe-2
c. Waktu
pakai metformin tidak tepat, harusnya sebelum makan
d. Waktu pakai captopril tidak tepat,
harusnya 1 jam sebelum makan
e. Dosis
captopril terlalu tinggi, harusnya 12,5 mg 1 kali sehari
Pembahasan
:
Penggunaan
Captopril yang tepat adalah 1 jam sebelum makan (Medscape)
8. Seorang DM tipe-2 (laki-laki, usia 52
tahun) dirawat pada suatu rumah sakit dengan hasil pemeriksaan laboratorium.
Pasien saat ini adalah HbA1C:8,5% ; GDP 190 mg/dL. Pasien mendapatkan resep
obat tablet metformin XR 500 mg No. XXI (S3 dd 1 tab dc) dan tablet
glibenklamid 5 mg No. VII (S1 dd 1 tab dc). Apoteker melakukan skrining
terhadap pasien. Apakah permasalahan yang terdapat dalam resep pasien?
a. Pasien
belum memerlukan pengobatan kombinasi
b. Aturan
pakai glibenclamid tidak tepat, harusnya 3 kali sehari
c. Tablet
glibenclamid terlalu tinggi, harusnya 2,5 mg 1 kali sehari
d. Aturan pakai metformin XR tidak tepat,
harusnya 1 kali sehari
e. Dosis
metformin XR 500 dalam 3 kali 1 hari
Pembahasan
:
Aturan
pakai metformin XR 500 mg yaitu awal dosis 1 tab/hari, dapat ditingkatkan s/d
maks 2000 mg/hari dengan penambahan dosis maks 500 (Mims Indonesia)
9. Seorang perempuan usia 18 tahun datang
ke apotek membeli obat untuk meredakan nyeri perut karena sedang mengalami
menstruasi. Apakah obat yang tepat untuk diberikan kepada pasien tersebut?
a. Kodein
b. Asam mefenamat
c. Kalium
Diklofenak
d. Ketorolac
e. Ibuprofen
Pembahasan
:
Pada
kasus dismenore primer dosis awal adalah 500 mg PO dilanjutkan 250 mg/6 jam
selama nyeri, biasanya terjadi tidak lebih dari 3 hari (Medscape)
10. Seorang pasien perempuan usia 27 tahun mengalami
kondisi gawat darurat karena keracunan produk insektisida dan dibawa ke IDG di
suatu Rumah Sakit. Pasien memerlukan atropin sulfat sebanyak 1 mg sebagai
antidote untuk mengurangi intensitas efek toksik senyawa organophosphat yang
terdapat dalam produk insektisida tersebut. Ampul yang tersedia mengandung 0,5
atropin 0,5 mg/mL. berapakah jumlah sediaan atropin sulfat yang diambil dan
diberikan kepada pasien tersebut?
a. 0,5
mL
b. 1
mL
c. 1,5
mL
d. 2 mL
e. 2,5
mL
Pembahasan
:
Volume
Atropin Sulfat = 1 mg : 0,5 mg/ml = 2 ml
Sangat bermanfaat, kalo bisa pembahasannya d lanjut hehe
ReplyDeletesangat bermanfaat kak
ReplyDelete