Tuesday, December 19, 2017

Soal-Soal UKAI

1. Seorang apoteker yang bekerja pada bagian R&D suatu industri farmasi akan merancang formula sediaan tablet kunyah antasida dengan komposisi bahan tambahan manitol, PVP, crospovidon, sucralose, Mg Stearat. Apakah bahan tambahan yang berfungsi sebagai pemanis dalam formula?
a. Crospovidon
b. Manitol
c. Mg Stearat
d. PVP
e. Sukralose

Pembahasan : 
- Crospovidon = Bahan Pengikat
- Manitol = Bahan Pengisi
- Mg Stearat = Bahan Pelicin
- PVP = Bahan Pengikat
- Sukralose = Pemanis
Sukralose merupakan senyawa berbentuk kristal, berwarna putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, metanol, alkohol, sedikit larut dalam etil asetat serta berasa manis tanpa purna rasa yang tidak diinginkan. Sukralose memiliki tingkat kemanisan yang relative sebesar 600 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori (SNI No. 995)

2. Seorang pasien, laki-laki usia 49 tahun penderita hiperkolesterol menerima obat yang diresepkan dokter di suatu Apotek. Pasien mendengarkan penjelasan Apoteker tentang kegunaan obatnya, salah satunya adalah ezetimibe 10 mg (S1 dd 1 tab dc pagi). Bagaimanakah mekanisme aksi obat tersebut?
a. Menghambat sterol transporter NPCiL 1 di usus halus
b. Menghambat aktivitas enzim LDL
c. Menghambat aktivitas enzim HMG-Coa Reductase
d. Menghambat sekresi VLDL dari hati
e. Meningkatkan aktivitas enzim LDL

Pembahasan :

(Dipiro, Pharmacoteraphy 9th Ed, Chapter 8 : Dyslipidemia, Page 69)

3. Seorang pasien (perempuan, usia 27 tahun, berat badan 56 Kg, hamil usia 12 minggu) mengalami demam thypoid. Pasien mendapatkan antibiotik azitromisin (Kategori B) dengan dosis 9 mg/Kg/hari. Bagaimanakah aturan pakai obat yang tepat untuk diinformasikan kepada pasien?
a. 250 mg 1 kali sehari
b. 500 mg 1 kali sehari
c. 500 mg 2 kali sehari
d. 500 mg 3 kali sehari
e. 600 mg 1 kali sehari

Pembahasan :
Dosis = 9 mg/Kg/hari X 56 Kg = 504 mg/hari

4. Seorang perempuan berusia 43 tahun, baru saja didiagnosa mengalami ulkus peptikum. Salah satu obat yang diberikan pada pasien tersebut adalah obat golongan pelapis mukosa. Apakah obat yang diberikan oleh dokter pada pasien tersebut?
a. Simetidin
b. Antasida
c. Sukralfat
d. Misoprostol
e. Omeprazol

Pembahasan : 
- Simetidin : Menghambat kerja histamine H-2 pada sel parietal dan mengurangi sekresi
- Antasida : Menetralkan asam lambung
- Sukralfat : melapisi dinding mukosa dengan membentuk polimerisasi pada pH dibawah 4 untuk menghasilkan gel yang sangat lengket dan melekat kuat pada dasar ulkus dan kemudian dilapisi oleh lapisan pelindung kompleks polimer glikoprotein
- Misoprostol : Penghambat pompa proton H+/K+ ATPase
- Omeprazol : Penghambat pompa proton H+/K+ ATPase

5. Seorang pasien laki-laki usia 23 tahun datang ke Apotek membawa resep dokter yang berisi antibiotik untuk mengobati penyakit gonorrhea yang dideritanya. Pada saat dilakukan skrining resep, apoteker tidak menemukan adanya SIP dokter. Apakah tindakan yang tepat untuk dilakukan oleh apoteker tersebut?
a. Menolak resep karena dicurigai resep tersebut ilegal
b. Menyiapkan obat sesuai yang tertera didalam resep
c. Menghubungi/menelpon dokter penulis resep
d. Meminta pasien menanyakan SIP kepada dokter
e. Meminta pasien menebus resep di apotek lain.

Pembahasan :
Dalam suatu resep harus memuat :
- Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi dan dokter hewan
- Tanggal penulisan resep (inscriptio)
- Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
- Nama setiap obat atau tanda komposisi obat (invocatio)
- Aturan pemakaian obat yang tertulis (signature)
- Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep (subscriptio)
- Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal
Apabila resep tersebut tidak memiliki SIP maka tindakan pertama harus menghubungi dokter apabila tertera nomor telepon dokter. Apabila tidak ada maka apoteker dapat menolak resep tersebut karena obat yang dibeli termasuk obat keras.

6. Seorang dokter di Rumah Sakit akan memberikan sediaan salbutamol untuk seorang pasien laki-laki 17 tahun penderita asma akut parah dengan nilai PEF 28%. Dokter meminta saran kepada apoteker mengenai bentuk sediaan yang tepat diresepkan untuk meredakan serangan akut. Apakah bentuk salbutamol yang tepat disarankan?
a. Tablet MR
b. Injeksi
c. Inhalasi
d. Nebulizer
e. Kapsul
Pembahasan :
Dapat dilihat  di www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-asma.pdf

7. Seorang pasien laki-laki usia 49 tahun, BB 82 Kg, penderita hipertensi (TD 160/95 mm Hg) dengan riwayat penyakit DM tipe-2 datang ke instalasi farmasi rawat jalan untuk menebus resep dengan obat metformin tablet 500 mg (S2 dd dc) dan captopril tablet 25 mg (S2 dd pc). Apoteker melakukan skrining pada resep yang diserahkan pasien tersebut. Apakah permasalahan yang terdapat dalam resep tersebut?
a. Metformin tidak tepat untuk penderita DM tipe-2 dengan penyakit hipertensi
b. Captopril tidak tepat untuk penderita hipertensi dengan penyakit DM tipe-2
c. Waktu pakai metformin tidak tepat, harusnya sebelum makan
d. Waktu pakai captopril tidak tepat, harusnya 1 jam sebelum makan
e. Dosis captopril terlalu tinggi, harusnya 12,5 mg 1 kali sehari
Pembahasan :
Penggunaan Captopril yang tepat adalah 1 jam sebelum makan (Medscape)

8. Seorang DM tipe-2 (laki-laki, usia 52 tahun) dirawat pada suatu rumah sakit dengan hasil pemeriksaan laboratorium. Pasien saat ini adalah HbA1C:8,5% ; GDP 190 mg/dL. Pasien mendapatkan resep obat tablet metformin XR 500 mg No. XXI (S3 dd 1 tab dc) dan tablet glibenklamid 5 mg No. VII (S1 dd 1 tab dc). Apoteker melakukan skrining terhadap pasien. Apakah permasalahan yang terdapat dalam resep pasien?
a. Pasien belum memerlukan pengobatan kombinasi
b. Aturan pakai glibenclamid tidak tepat, harusnya 3 kali sehari
c. Tablet glibenclamid terlalu tinggi, harusnya 2,5 mg 1 kali sehari
d. Aturan pakai metformin XR tidak tepat, harusnya 1 kali sehari
e. Dosis metformin XR 500 dalam 3 kali 1 hari
Pembahasan :
Aturan pakai metformin XR 500 mg yaitu awal dosis 1 tab/hari, dapat ditingkatkan s/d maks 2000 mg/hari dengan penambahan dosis maks 500 (Mims Indonesia)

9. Seorang perempuan usia 18 tahun datang ke apotek membeli obat untuk meredakan nyeri perut karena sedang mengalami menstruasi. Apakah obat yang tepat untuk diberikan kepada pasien tersebut?
a. Kodein
b. Asam mefenamat
c. Kalium Diklofenak
d. Ketorolac
e. Ibuprofen
Pembahasan :
Pada kasus dismenore primer dosis awal adalah 500 mg PO dilanjutkan 250 mg/6 jam selama nyeri, biasanya terjadi tidak lebih dari 3 hari (Medscape)

10. Seorang pasien perempuan usia 27 tahun mengalami kondisi gawat darurat karena keracunan produk insektisida dan dibawa ke IDG di suatu Rumah Sakit. Pasien memerlukan atropin sulfat sebanyak 1 mg sebagai antidote untuk mengurangi intensitas efek toksik senyawa organophosphat yang terdapat dalam produk insektisida tersebut. Ampul yang tersedia mengandung 0,5 atropin 0,5 mg/mL. berapakah jumlah sediaan atropin sulfat yang diambil dan diberikan kepada pasien tersebut?
a. 0,5 mL
b. 1 mL
c. 1,5 mL
d. 2 mL
e. 2,5 mL
Pembahasan :
Volume Atropin Sulfat = 1 mg : 0,5 mg/ml = 2 ml

11. Suatu industri farmasi mengembangkan sediaan tablet amoksisilin 500 mg. Hasil pengujian sifat fisik menunjukkan tablet hancur selama 14 menit dan laju disolusi tablet mendekati batas bawah spesifikasi yang ditentukan. Jika dilakukan reformulasi tablet tersebut, apakah bahan tambahan yang harus ditingkatkan konsentrasinya?
a. Bahan pengisi
b. Bahan pelicin
c. Bahan pengikat
d. Bahan pewarna
e. Bahan penghancur

Pembahasan :
- Disolusi merupakan proses melarutnya suatu zat kimia atau senyawa obat dari sediaan padat kedalam suatu medium tertentu. Uji disolusi berguna untuk mengetahui seberapa banyak obat yang melarut dalam medium asam atau basa (lambung dan usus).
- Bahan pengisi ditambahkan dengan tujuan untuk memperbesar volume dan berat tablet.
- Bahan pengikat membantu perlekatan partikel dalam formulasi, memungkikan granul dibuat dan dijaga keterpaduan hasil akhir tabletnya.
- Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran cerna. Bahan penghancur akan menarik air dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tabletnya pecah menjadi bagian-bagian kecil sehingga memungkinkan larutnya obat dan tercapainya bioavaibilitas yang diharapkan.

12. Seorang pasien laki-laki usia 53 tahun datang ke Apotek menebus resep dokter dengan obat atenolol untuk pencegahan serangan angina pectoris yang dideritanya. Bagaimanakah prinsip kerja obat ini dalam pencegahan serangan angina pectoris pada pasien?
a. Menurunkan kebutuhan oksigen sel otot jantung
b. Meningkatkan kebutuhan oksigen sel otot jantung
c. Menurunkan suplai oksigen sel otot jantung
d. Meningkatkan suplai oksigen sel otot jantung
e. Meningkatkan aliran oksigen pada sel otot jantung
Pembahasan :

(Dipiro, pharmacotherapy 7th Ed., Section 2 : Cardiovascular Disorders : Ischemic Heart Disease Page 134)

13. Sebuah industri farmasi akan memproduksi sirup kurkuma dengan menggunakan serbuk sirup simplisia kering rimpang kunyit sebagai bahan baku utama. Apoteker melakukan pemeriksaan keaslian serbuk simplisia kunyit yang dipasok oleh supplier bahan baku. Apakah senyawa aktif yang tepat untuk dijadikan sebagai senyawa penanda (marker) pada proses pemeriksaan tersebut?
a. Kursetin
b. Caffeine
c. Marmin
d. Kurkumin
e. Andrografolide

Pembahasan :
Zat warna kurkumin merupakan komponen aktif dari kunyit yang berperan untuk warna kuning dan terdiri dari kurkumin I (94%). Kurkumin II (6%) dan kurkumin III (0,3%) (Fitrikaniawati, 2012).

14. Seorang pasien anak laki-laki usia 6 tahun mengalami diare cair disertai nyeri perut dan mual datang ke apotek bersama orang tuanya membawa selembar resep ke apotek yang berisi :
R/ Eristromisin 200 mg
     mf la Pulv dtd no. XX
R/ Oralit sach no. XX
     S.prn sach I
Berapakah jumlah eristromisin 500 mg yang disiapkan untuk membuat resep tersebut?
a. 6 tablet
b. 7 table
c. 8 tablet
d. 9 tablet
e. 10 tablet

Pembahasan :
Jumlah Tablet = (200 mg X 20) / 500 mg
Jumlah Tablet = 4000 mg / 500 mg
Jumlah Tablet = 8

15. Seorang apoteker di apotek menerima pesanan obat berupa vitamin B komplek yang dipesan oleh suatu PBF. Salah satu metode penyimpanan obat di apotek tersebut adalah berdasarkan golongan obat. Dimanakah obat tersebut disimpan?
a. Rak obat bebas
b. Rak obat bebas terbatas
c. Rak obat keras
d. Rak obat keras tertentu
e. Rak obat wajib apotek

Pembahasan :
Vitamin termasuk golongan obat bebas dengan logo bulat berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

16. Seorang apoteker di suatu IFRS akan membuat perencanaan tetes mata kloramfenikol dengan cara yang sederhana. Penggunaan sediaan tersebut 3 tahun terakhir berturut-turut sebesar 990, 1010, dan 1000 botol. Rencana stok pengamanan adalah sebanyak 300 botol, dan sisa stok saat ini adalah 100 botol. Berapakah jumlah tetes mata kloramfenikol yang akan diadakan untuk tahun depan?
a. 1000 botol
b. 1100 botol
c. 1200 botol
d. 1300 botol
e. 1400 botol

Pembahasan :
Jumlah tetes mata kloramfenikol yang akan diadakan untuk tahun depan adalah sebanyak 1200 botol.

17. Seorang Apoteker di apotek sedang menghitung kebutuhan obat amlodipin. Rata-rata permintaan amlodipin perbulannya adalah 750 tablet. Waktu tunggu yang dibutuhkan untuk sekali pemesanan adalah 3 hari. Apoteker harus memastikan tidak terjadi kekosongan amlodipin karena merupakan obat pemakaian terbesar di apotek tersebut. Berapakah stok penanganan/safety stock yang dibutuhkan agar ketersediaan obat tetap terjaga?
a. 25 tablet
b. 37 tablet
c. 40 tablet
d. 63 tablet
e. 75 tablet

Pembahasan :
750 tablet/bulan
750 tablet / 30 hari
25 tablet/hari
Waktu tunggu 3 hari sekali pemesanan
Safety stock agar tidak terjadi kekosongan
3 hari X 25 tablet = 75 tablet

18. Seorang pasien laki-laki usia 47 tahun baru saja terdiagnosa mengalami hipertiroid. Pasien dinyatakan mengalami krisis tiroid karena semua gejala klinik terlihat pada pasien dengan kadar T3 dan T4 bebas 3 kali lipat lebih besar daripada kadar normalnya. Dokter akan meresepkan PTU untuk pasien ini dan meminta pendapat apoteker untuk regimen dosisnya. Bagaimanakah regimen penggunaan PTU yang tepat untuk pasien tersebut?
a. Tablet 50 mg 2 kali sehari 1 tablet
b. Tablet 50 mg 3 kali sehari 1 tablet
c. Tablet 50 mg 3 kali sehari 3 tablet
d. Tablet 100 mg 3 kali sehari 1 tablet
e. Tablet 100 mg 3 kali sehari 2 tablet

Pembahasan :
300-450 mg/hari penggunaan secara oral. Sehari 3 kali tiap 8 jam. Sehingga penggunaan obat PTU yaitu 100-150 mg 3 kali sehari 1 tablet.

19. Seorang pasien perempuan usia 33 tahun datang ke IGD karena mengeluh lemas dan demam, Pasien memiliki riwayat toxoplasmadan saat ini masih mengkonsumsi pyrimetamin dan sulfadiazine. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar hemoglobin 7 dan pasien juga mengalami trombositopenia dan leukopenia. Apakah obat yang harus ditambahkan dalam pengobatan pasien tersebut?
a. Leucovorin
b. Asam folat
c. Ferro sulfat
d. Ferro glukonat
e. Curcumin

Pembahasan :
A combination of pyrimethamine, sulfadiazine, and folinic acid should be offered as treatment for women in whom fetal infection has been confirmed or is highly suspected (usually by a positive amniotic fluid polymerase chain reaction).
(Toxoplasmosis in Pregnancy: Prevention, Screening, and Treatment. Paquet, C. SOGC Clinical Practice Guideline. No. 285, January 2013)

20. Seorang pasien laki-laki usia 30 tahun dibawa ke UGD dengan diagnose keracunan narkotika jenis morfin. Dokter akan memberikan antidote untuk pasien tersebut agar segera tertangani. Apakah antidote yang tepat untuk penanganan kasus keracunan pasie tersebut?
a. Asetilsistein
b. Nalokson
c. Diazepam
d. Karbon aktif
e. Desferioksamin

Pembahasan :
Nalokson adalah obat yang digunakan untuk pengobatan darurat narkotika yang telah diketahui atau diduga overdosis. Naloxone dilaporkan efektif pada dosis 0,06-0,4 mg, bila belum ada respon maka dosis dinaikkan hingga 2,4 mg. Nalokson merupakan antagonis opioid utama tidak mempunyai atau hanya sedikit mempunyai aktivitas agonis.




0 comments:

Post a Comment

Anda Luar Biasa