Monday, May 16, 2016

Rahasia Shalat Tahajjud (Chapter 1)

“Aku tidak pernah merasa terhibur sedikitpun dari urusan dunia, kecuali rasa dahaga di siang hari (puasa) dan ketahanan di malam hari (shalat malam).” (Umar ibn Khattab rh.)

Tahajjud: Mukjizat yang Maha Dahsyat
Tahajjud berasal dari kata al-hujud yang berarti bangun dari tidur. Jadi, seorang yang melakukan Shalat Tahajjud disyaratkan telah menunaikan shalat Isya dan telah bangun dari tidur di malam hari. Shalat Tahajjud dikerjakan tepatnya pada sepertiga malam yang terakhir (kira-kira pukul (01.00-03.30). Tentang shalat ini, Allah SWT. Berfirman:

ﻭَﻣِﻦَ اﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻓَﺘَﻬَﺠَّﺪْ ﺑِﻪِ ﻧَﺎﻓِﻠَﺔً ﻟَﻚَ ﻋَﺴَﻰٰ ﺃَﻥْ ﻳَﺒْﻌَﺜَﻚَ ﺭَﺑُّﻚَ ﻣَﻘَﺎﻣًﺎ  ﻣَﺤْﻤُﻮﺩًا
“Dan pada kebahagian malam hari bersembahyang tahajuddlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Q.S. al-isra : 79)
Shalat Tahajjud merupakan shalat Sunnah muakkad yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Bahkan, jika tidak memberatkan umat Islam hampir-hampir diwajibkan karena begitu besar keutamaannya di hadapan Allah. Dan tidak ada shalat Sunnah yang semula shalat ini karena memiliki keutamaan setelah keutamaan shalat fardhu.

Shalat malam (tahajjud) itu adalah ibadah yang berat untuk dikerjakan. Berat untuk dikerjakan sebab Shalat Tahajjud dikerjakan di saat kecenderungan banyak orang menggunakan waktunya untuk beristirahat. Shalat Tahajjud akan semakin berat bagi orang yang jarang mengerjakannya dilihat dari sisi waktunya saja. Maka, dari sisi ini orang yang mengerjakan Tahajjud sesungguhnya adalah orang yang mampu menguasai waktu (bukan dikuasai oleh waktu), untuk keluar dari kecenderungan umum; mampu meninggalkan kebiasaan awam.

Untuk itu, betapa kemukjizatan Shalat Tahajjud bagi orang yang melakukannya . Shalat Tahajjud merupakan sarana paling tepat bagi siapa saja yang menginginkan kedekatan dengan Allah dan keberkahan terus mengalir pada setiap langkah kita, termasuk dalam menghadapi berbagai macam persoalan dan kesulitan. Di bawah ini, akan di uraikan fenomena kemukjizatan Shalat Tahajjud, yang mungkin pada umumnya kita belum mengetahui, di antara kemukjizatan Shalat Tahajjud adalah:

1. Penyebab Seorang Hamba Masuk Surga
Shalat malam merupakan shalat yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. ini dibuktikan dengan Shalat Tahajjud Rasulullah SAW. yang tak pernah terlewat kecuali beberapa kali saja. Ketika Rasulullah SAW. tidak melaksanakan Shalat Tahajjud, beliau menggantinya dengan Shalat Dhuha 12 rakaat.
Diriwayatkan bahwa kaki Rasulullah SAW. sampai bengkak-bengkak karena Shalat Tahajjudnya yang sangat panjang. Shalat Tahajjud memang bukan merupakan satu-satunya yang dapat menyebabkan seseorang masuk surga, tapi merupakan salah satu amalan yang dapat mengantarkan pelakunya ke surga. Hadis Rasulullah SAW. menyatakan bahwa Shalat Tahajjud merupakan alat yang dapat mempermudah seorang hamba masuk surga. Rasulullah SAW. Menjamin bagi siapa saja yang melaksanakan Tahajjud secara konsisten akan dilapangkan baginya jalan ke surga. Maka, laksanakanlah Shalat Tahajjud karena di dalamnya terdapat keistimewaan yang tidak dipunyai oleh amalan lainnya.

2. Penyebab Terangkatnya Derajat Di Surga
Surga merupakan tempat yang selalu kita “impi-impikan”. Di dalamnya banyak kenikmatan yang Allah SWT. janjikan kepada manusia. Surga merupakan tempat persinggahan terakhir bagi hamba yang pada masa kehidupannya senantiasa ditujukan beribadah kepada Allah SWT. Di surga tersebut, Allah SWT. mengangkat derajat hamba-hamba yang melaksanakan Shalat Tahajjud. Berkaitan dengan hal ini Rasulullah SAW. bersabda: Sesungguhnya dalam surga itu terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya memperlihatkan sisi dalamnya. Allah mempersiapkannya bagi orang yang suka memberikan makan fakir miskin, selalu berbicara lembut, melakukan puasa, menyebarkan salam, dan bangun malam kala orang banyak sedang tertidur lelap. (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).

3. Berhak Mendapatkan Rahmat Allah
Siapa yang tidak menginginkan rahmat yang diberikan Allah SWT.? Dengan rahmat-Nya, tidak ada satu makhluk pun di langit dan bumi ini yang bisa menyesatkan kita. Dengan Shalat Tahajjud, Allah SWT. akan menurunkan rahmat-Nya. Betapa indahnya dunia ini, betapa indahnya hidup ini jika seluruhnya dilingkupi oleh rahmat Allah SWT. yang menyejukkan jika panas, yang menghangatkan jika dingin.
Tidak ada sesuatu yang indah di dunia ini selain rahmat Allah swt. Yang diberikan kepada hamba-hamba yang melaksanakan Shalat Tahajjud.

(17). كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ

(18). وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam. Dan di akhir malam mereka memohon ampunan pada Allah.” (QS. Ad-Dzariyat : 17-18).
Maksud sedikit sekali tidur pada waktu malam di sini bukan berarti mereka tidak tidur, tetapi mereka menyedikitkan porsi tidur dan sebagian malamnya dipergunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.

4. Allah Memuji Orang-orang yang Bangun Malam
Allah SWT. senantiasa memuji hamba-hamba Allah SWT. yang melaksanakan Shalat Tahajjud. Shalat Tahajjud merupakan puncak keikhlasan seseorang dalam beribadah kepada Allah SWT. sehingga pantaslah Allah SWT. senantiasa memuji hamba-hamba yang seperti ini. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (QS. al-Furqan : 64). Allah SWT. senantiasa menyebut-nyebut orang yang beribadah Shalat malam. Betapa bangganya jika nama kita disebut-sebut sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT. di antara jutaan manusia yang ada di bumi ini. Luar biasa. Maka nikmat mana lagi-kah yang akan kita dustakan?

Imam al-Mubarakfuri menuturkan, Suatu malam aku bangun dan merenungi al-Qur’an, laku aku bandingkan amalanku dengan amalan ahli surga. Ternyata, aku dapati bahwa amalan mereka begitu berat. Nyaris tidak ada malam yang berlalu tanpa mereka gunakan untuk beribadah. Setiap malam mereka bersujud dan berdiri di hadapan Rabb mereka. Jika ulama saja mengatakan seperti itu, bagaimana dengan amalan kita yang lebih sedikit dari ulama tadi. Marilah kita hiasi malam-malam kita dengan ibadah kepada Allah SWT. agar kita termasuk ke dalam orang-orang yang beruntung.

Referensi:

Basyaiban, M., 2013,  Sunah Harian Rasulullah yang Dahsyat & Penuh Keajaiban Bila Diamalkan, Yogyakarta, Pinang Merah.